FILSAFAT ISLAM
Ø
Pengertian Filsafat
Islam
1.
Aktivitas berfikir
2.
Hasil pemikiran
3.
Ilmu yang mempelajari
Masalah yang
dikaji yaitu:
Islam – wahyu
yaitu al-Qur’an dan hadis.
·
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan
melalui perantara malaikat jibril
·
Hadis merupakan perkataan, perbuatan, taqrir
(ketetapan) dari Nabi Muhammad saw.
Kesimpulan :
Filsafat Islam adalah kegiatan berfikir secara mendalam dan obyektif dalam
mengkaji Islam dalam rangka memperoleh kebenaran tentang Allah, manusia, dan
alam.
Teori empirik :
sesuatu dikatakan ada apabila sesuatu itu dapat dilihat oleh mata, dirasakan,
diraba, di dengar, dan dicium baunya. Ukuran nyata adalah lima alat indra.
Filosof Islam
yaitu orang orang yang melakukan kajian tentang islam.
Kontak antara
filosof islam dan filosof Yunani
Mengapa filsafat
Islam berkembang pesat di Persia ??
Karena dahulu
ketika Islam menaklukan Persia itu sudah berkembang ilmu filsafat, maka pada
saat itu mulailah filsafat Islam lahir dan berkembang dengan pesat.
Ø
Al-kindi
Riwayat hidup :
Abu Yusuf Yakub bin Ishak Ash Shihab bin Imran bin Ismail bin As’ad bin Qoya al
Kindi, lahir di Kupah (Irak) tahun 185 H/801M.
Al-Kindi
mempunyai ayah seorang gubernur di Kupah pada masa kekhalifahan al-Mahdi pada
masa ini ditemukan ilmu bintang pada masa bani
Abbasiyah.
Pandangan
Al-Kindi
1.
Sumber pengetahuan
·
Pengetahuan Empirik (indrawi)
·
Pengetahuan rasionalitas : Hukum yang menggunakan
sebab akibat. Contoh “kenapa ada manusia karena ada orang tuanya”.
Logika tuhan :
Matahari beredar, bulan beredar. Matahari, bulan, bintang beredar pada
sumbunya. Sedangkan tidak ada manusia mengatur peredaran itu. Kesimpulanya
berarti ada satu dzat yang mengatur itu.
Aris toteles mengatakan bahwa yang mengatur itu adalah tuhan.
·
Pengetahuan Israqi : ilmu yang diperoleh bukan
karena indrawi ataupun sebab akibat, tetapi diberi.
·
Logika : ketika Nabi mengaku kepada Abu Bakar naik
burok kemudian naik ke langit tujuh, kemudian kembali ketika subuh, dan
menerima permintaan sholat Abu Bakar percaya.
2.
Metafisika
a.
Hakekat tuhan
·
Tuhan itu adalah hak, tiada sebelumnya dan tidak akan pernah ada setelahnya.
·
Konsep tuhan itu qadim, tidak ada batas awalnya dan
tidak ada batas akhirnya.
·
Tuhan itu tidak akan pernah tiada (kekal)-selalu
ada.
b.
Bukti wujud tuhan
·
Baharunya alam
Hakekat perubahan
itu selalu berubah. Menurut Al-Kindi bahwa alam selalu berubah dari ada menjadi
tiada atau sebaliknya.
·
Keanekaragaman alam
·
Kerapian dan keseimbangan alam
c.
Sifat tuhan
·
Tuhan itu maha esa, menggambarkan tuhan itu
satu-satunya
3.
Fisika
a.
Alam, manusia, bumi, planet, hewan, menurut Al-Kindi
adanya alam bukan karena kebetulan, namun memang sudah ada yang merencanakan.
Agar adanya sesuatu itu menjadi penyebab
adanya yang lain.
b.
Konsekwensi bahwa alam diciptakan oleh tuhan.
Contoh: gunung krakatau yang dulu sudah hilang kini muncul lagi gunung anak
krakatau.
Ø
Al-Farabi
Riwayat
Al-Farabi : Abu Nashr Ibnu Audagh Al-Farabi.
Pandangan
Al-Farabi:
1.
Metafisik
·
Al-Maujud –
Wujud nyata (sesuatu itu ada karena dzatnya menghendaki dirinya ada).
–
Wujud mungkin (bisa ada bisa tidak) – wujud yang keberadaanya tidak di tentukan
oleh dirinya tetapi ditentukan oleh wujud yang lain. Bisa wujud imateril bisa
juga materil.
·
Hakekat Tuhan
·
Dzat yang sempurna yang adanya tanpa sebab yang
tidak terdiri dari materi dan form (bentuk)
·
Sifat tuhan – tuhan sama sekali tidak mempunyai
sifat. Karena apabila tuhan mempunyai sifat maka seakan-akan tuhan itu
mempunyai zat dan sifat (pluralisme).
2.
Fisik – alam
ini sesuatu yang baru. Artinya
alam ini diciptakan dari tiada menjadi ada.
Ø
Al-Razi
Riwayat Al-Razi
: Abu Bakar Muhammad Ibnu Jabariyah Ibnu Yahya Al-Razi, Lahir di Rai (Iran) 251
H/865 M. Ahli kimia, pernah menjadi kepala rumah sakit di Rai.
Pandangan
Al-Razi :
·
Al-Razi seorang rasionalis murni cenderung hanya
mempercayai akal.
·
Stagment – tuhan segala puji baginya yang telah
memberikan akal agar dengan akal kita bisa memperoleh yang sebaik-baiknya.
1.
Dengan akal manusia manusia bisa mengetahui sesuatu
yang gelap
2.
Melihat sesuatu yangg jauh
3.
Memperoleh pengetahuan tentang tuhan
4.
Berfungsi sebagai pengendali dan pemerintah
5.
Akal berfungsi sebagai ukuran prima
6.
Yang membedakan satu manusia dengan manusia lain
adalah akal
Ø
Ibnu Maskawaih
Riwayat Ibnu
Maskawaih : Abu Thalib al Hasin Ahmad bin Ya’kub bin Maskawaih, lahir di Rai
(Iran) tahun 320 H/1932 M, disebut bapak etika Islam.
Ibnu Maskawaih
membedakan antara hikmah dan filsafat. Hikmah merupakan keutamaan jiwa yang
cerdas mengetahui segala yang ada baik masalah kemanusiaan maupun masalah
ketuhanan. Sedangkan filsafat merupakan pemikiran.
Filsafat teoris
(mengetahui sesuatu) dan praktis (melakukan sesuatu) merupakan kesempurnaan
manusia yang mengisi potensinya dalam rangka mengetahui/memahami sesuatu.
Pandangan Ibnu
Maskawaih :
1.
Pandangan tentang
metafisik – sesuatu yang tidak tetap
Bukti adanya
Tuhan:
·
Tuhan itu esa
·
Tuhan tidak terdiri dari materi atau jisim dan bukan
sunah (form) atau bentuk
·
Adanya gerak dan perubahan
Alam itu
diciptakan dari tidak ada menjadi ada
tetapi proses pembuatanya melalui emanasi (limpahan), contohnya api.
2.
Pandangan tentang jiwa
Jiwa manusia
dibagi menjadi tiga :
·
Rendah (nafsu kebinatangan) an-nafs al-badiniyah
·
An-nafs al-subu’iyah (jiwa kebinatang buasan)
·
An-nafs al-natiqoh (jiwa yang cerdas)
3.
Pandangan tentang nabi
·
Nabi seorang muslim yang memperoleh kebenaran karena
pengaruh akal pertama (tuhan)
4.
Pandangan tentang kebaikan dan kebahagiaan
·
Kebahagiaan merupakan ukuranya bersifat universal
·
Kebahagiaan ukuranya adalah hati nurani. “kekayaan
yang sesungguhnya adalah kekayaan jiwa”.
Ø
Al-Gazali
Riwayat
Al-Gazali : Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Abu Hamid Al-Gazali,
lahir di Thos (kurasa) 450 H/1058 M. Umur 25 tahun menjadi pejabat di sekolah
Nizaniyah yang dipimpin oleh imam Harmain.
Buku yang sangat
terkenal di dalam filsafat yaitu Tahafut Al-Falasifan.
Menurut
Al-Gazali fisafat ada 3 klasifikasi:
1.
Filsafat Materialis – mengarah kepada benda nyata.
2.
Naturalis (alam)
3.
Religius (ketuhanan) mengarah kepada keyakinan
kepada tuhan
Ada lima
pandangan filosof yang ia tolak :
1.
Alam yang diciptakan dari ada menjadi tiada
2.
Menolak pandangan ibnu sina yang mengatakan hal yang
bersifat universal dan tidak mengetahui hal yang kecil
3.
Yang dibangkitkan di hari akhirat nanti adalah
kedua-duanya
4.
Allah tidak memiliki sifat
5.
Alam itu kekal
Ø
Ibnu Bajjah
Riwayat Ibru
Bajjah : Abu Bakar Muhammad Ibnu Yahya al-Shaiqh, lahir di Saldosa (rusia) abad
ke 5 H/ abad ke 11 M.
Pandanganya:
1.Al-Maujud
– bergerak – jisin (materi) yang geraknya terbatas (finite), kemudian bergeraknya itu ada yang
menggerakan. Yang menggerakan itu berantai (berantai sampai pada penggerak
utama. Penggerak utama itu bersifat azali (Qadim). Sementara gerakan jisim itu
mustahil bergerak karena substansi dirinya sendiri. Gerakan tersebut berasal
dari gerakan tak terbatas (infite).
–
tidak betgerak
2.
Pandangan tentang jiwa
·
Setiap manusia memiliki jiwa. Jiwa tidak mengalami
perubahan sebagaimana jasmani. Jiwa itu disamakan dengan roh. Kalau jiwa tidak
berubah maka yang menghadap di alam akhirat nanti adalah jiwa atau roh.
3.
Pandangan tentang akal manusia
·
Dengan akal manusia dapat mengetahui segala sesuatu.
1.
Akal teoritis
– pemikiran yang didasarkan pada indrawi
2.
Akal praksis – pemikiran yang di dasarkan pada
rasionalitas
Ø
Ibnu Tufail
Riwayat Ibnu
Tufail : Abu Bakar Muhammad Ibnu Abdul Malik Ibnu Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu
Tufail, lahir di cadx (salah satu provinsi di Granada) Spanyol, lahir pada
tahun 506 H/1100 M.
Pandanganya:
1.
Metafisika
·
Alam ciptaan Allah dan bukan qadim
·
Manusia dengan dapat mengenal Allah
a. Argumentasi gerak – Bukti
adanya Allah itu karena ada gerak.
b. Argumentasi Al-Ilahiyah
– tidak ada sesuatu yang adanya karena kebetulan
2.
Pandanganya tentang sifat Allah
·
Allah tidak memiliki sifat walaupun Allah maha
mendengar, melihat, tetapi itu bukan gambaran sifat melainkan gambaran dzat.
·
Tuhan itu maha mengetahui tapi sekali lagi ia bukan
sifat tetapi memang ada selain daripada dzat.
3.
Pandangan tentang jiwa
·
Roh itu bergabung, yang kembali kepada tuhan hanya
jiwa saja.
·
Jiwa manusia merupakan makhluk yang tertinggi
martabatnya, tersusun dari jiwa dan jasmani. Setelah terjadi kematian jiwa itu
melepaskan dirinya dengan badan dan melanjutkan tugasnya menghadap kembali
kepada tuhan. Ada 3 kemungkinan:
1.
Jiwa akan masuk surga, jika sebelum meninggal
mengenal Allah
2.
Masuk neraka mengenal Allah tetapi melakukan maksiat
3.
Jiwa yang tidak mengenal Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar