Kotak Saran

tombol masukan dan saran

Minggu, 22 Februari 2015

Tipe Kepribadian Manusia


TIPE KEPRIBADIAN

Florence Littauer, dalam buku personality plus, membagi tipe kepribadian menjadi 4, yakni sanguinis, koleris, melankolis, dan plegmatis. Masing-masing tipe, memiliki kekuatan yang harus dioptimalakan dan kelemahan yang harus diminimalisir.

1. Sanguinis

Kepribadian ini ditandai dengan 3 karakter utama, yakni ekstrovert, senang berbicara dan optimis. Orang sanguinis biasanya popular dan identik dengan popularitas. Orang sanguinis ini memiliki kepribadian yang menarik, suka berbicara, emosional, humoris, ingatan yang kuat akan warna, mampu berbicara dengan memukau, demonstratif, ekspresif, antusias, periang, penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, good ferformance termasuk di panggung, lugu dan polos, berhati tulus, hidup di ‘masa sekarang’, serta kekanak-kanakan.

Dalam hal pekerjaan, orang sanguinis selalu siap menjadi sukarelawan untuk tugas apapun, selalu memikirkan hal-hal baru, tampak hebat di permukaan, kreatif dan inovatif, punya energi, cemerlang, menginspirasi orang lain, dan memesona orang lain untuk bekerja. Sebagai teman, orang tipe ini adalah teman yang baik. Ia mudah bergaul, gampang jatuh cinta, suka dipuji, menyenangkan, tidak pendendam, cepat meminta maaf, spontan dan tidak membosankan.

Sayangnya, orang sangunis ini adalah orang yang menyukai kesenangan dan berkepribadian memikat, sehingga ia sering merasa tidak percaya bahwa ia bisa melakukan kesalahan. Mereka juga terlalu cerewet, modah bosan, bertele-tele, suka membesar-besarkan masalah (sehingga sering terjebak pada kebohongan), kurang tepat, pelupa, terutama terahadap nama, sulit untuk mendengarkan, kurang perhatian pada orang lain, sering menyala atau memutus pembicaran orang lain, teman yang selalu berganti-ganti, tidak tertib, kekanak-kanakan alias tidak dewasa.

Yah, itulah sifat orang yang sanguinis. Ia selalu gembira, tampil bak bintang, membuat orang senang, namun ia merasa sebagai orang yang tidak mungkin salah, sehingga ia mudah patah oleh kritikan, namun cepat bangkit dan melupakan kritikan itu. Bener-benar lupa, bukan sekedar cara mengkritik yang membuat kita sakit hati, namun juga isi kritikan itu.

2. Koleris

Koleris adalah pribadi orang kuat. ia adalah orang yang ekstrovert, pelaku sebuah pekerjaan dan selalu optimis. Ia berbakat sebagai pemimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukam perubahan, harus senantiasa memperbaiki kesalahan, kemauan kuat dan tegas, tidak emosional, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri. Ia senantiasa memancarkan keyakinan, bisa menjalankan apa saja, motivator yang hebat, berorientasi pada target, detail, terorganisir dengan baik, cenderung untuk mencari penyelesaian yang praktis, bergerak cepat, mendelegasikan pekerjaan, menekankan hasil, dan kompetitif.

Sebagai teman, orang koleris ini cenderung kurang butuh teman, maunya memimpin, biasanya selalu “merasa” benar dan unggul dalam keadaan yang sifatnya darurat. Misalnya seregu remaja tersesat di sebuah hutan, ketika remaja lain terlihat panik, maka remaja koleris akan cenderung tenang dan mampu memimpin teman-temannya untuk menemukan jalan keluar. Jika anda penggemar serial lima sekawan rekaan Enid Blyton, karakter George alias Georgina Kirrin adalah gambaran yang sangat pas orang koleris.

Orang kuat ini, juga memiliki kelemahan. Yang paling menonjol adalah, bahwa ia adalah seorang pekerja keras, ambisius dalam mengejar prestasi. Ia tidak bisa bersantai-santai dan selalu tegang. Ini tentu membuat dia gampang mengalami depresi dan berpotensi menimbulkan berbagai jenis penyakit seperti serangan jantung, stroke, liver, maag, typus dan sebagainya.

Selain itu, orang koleris juga hanya mampu bahagia jika berposisi sebagai pengendali alias pemimpin. Mereka selalu mendominasi dan akan menjatuhkan dengan sengaja atau tak sengaja jika ada atasannya yang lembek. Tentu saja hal ini berpotensi menimbulkan suasana tak nyaman di dalam tim.

Mereka selalu sok unggul dan meremehkan orang lain. Namun uniknya, mereka mampu memanipulasi (tingkat partisipasi terendah, dimana seseorang mengikuti orang lain tanpa tahu apa maksudnya) orang sehingga tunduk di bawah kendalinya. Mereka juga tidak sabaran, suka menasehati atau memberi solusi meskipun tidak diminta sehingga kesannya menjadi sok tahu dan sok care. Rata-rata mereka juga otoriter dan senang dengan pertempuran atau pertengkaran. Karena jika ia “bertempur”, dan ia menang, maka itulah kesenangan yang ia dambakan. Ia akan senang menyalahkan orang lain dan menganggap ia paling benar. Sayangnya, ia juga sangat sulit untuk minta maaf. Namanya juga jagoaaan…!!!

4. melankolis

Inilah orang yang sempurna…!!! Ia introvert, pemikir, dan pesimis. Secara emosi ia adalah orang yang mendalam dan penuh pikiran. Ia juga analitis. Serius dan tekun. Cenderung jenius, berbakat dan kreatif, artistik dan musikal, filosofis dan puitis, menghargai keindahan, perasa, suka berkorban, penuh kesadaran dan idealis! Dalam hal pekerjaan, orang melankolis biasannya berorientasai jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sangat rinci, gigih dan cermat. Ia juga tertib dan terorganisasi. Ia teratur, rapi, ekonomis, peduli dengan masalah-meskipun remeh, pintar mencari pemecahan masalah secara kreatif, suka diagram, grafik, daftar.

Semantara, dalam pergaulan, orang melankolis cenderung hati-hati dalam berteman, puas di belakang layar, menghindari perhatian. Namun demikian, ketika ia sudah mendapatkan teman yang cocok, ia akan setia dan berbakti, siap menampung curhat, mampu memberikan solusi, sangat perhatian dan siap memberikan “segalanya” untuk sahabatnya tersebut tanpa pamrih apapun. Orang melankolis juga mudah terharu oleh linangan air mata orang lain, serta cenderung mencari pasangan hidup yang ideal.

Orang melankolis adalah orang yang selalu merasa paling benar namun dengan kesungguhan dengan sikapnya yang perfeksionis, ia mampu membuktikan bahwa ia adalah orang yang benar. Setidaknya meyakinkan orang-orang bahwa dia memang benar. Oleh karenanya, ia merupakan pemuja kesempurnaan, dan sangat mudah tertekan ketika melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang ia anggap sebagai kebenaran, meskipun itu hal yang remeh, seperti menyaksikan buku-buku yang berantakan, barang-barang yang tidak di tempatkan di tempatnya atau handuk basah yang digeletakkan begitu saja di atas tempat tidur.

Mereka terkesan terlalu banyak memberikan tuntutan kepada orang lain, khususnya orang-orang yang terdekat dalam hidupnya, misalnya pasangan hidunya. Wajah orang-orang melankolis rata-rata muram, dan selalu saja mencari-cari kesulitan alias masalah. Mereka gampang sakit hati dan menikmati rasa sakit itu.

Ciri negatif lainnya, mereka biasanya memiliki citra diri yang negatif, alias minder. Jangan harap mereka mau maju dengan sukarela ke panggung meskipun hanya mengucapkan sepatah dua patah kata. Ini terjadi karena mereka merasa tidak aman secara sosial. Mereka sebenarnya butuh pujian, namun gengsi untuk memintanya, sehingga dengan cara halus, ia akan memintanya-atau “memaksanya”. Mereka juga sering menunda-nunda, karena terlalu banyak perhitungan, takut jika ia tak mampu melakukan dengan benar.

“orang-orang yang melankolis adalah si perfeksionis yang terkesan terlalu banyak memberi tuntutan kepada orang lain. Mereka juga merupakan orang-orang bercitra diri negatif, alias minder”.

4. Plegmatis

Damai, itulah kesan terkuat yang didapat dari orang plegmatis. Ia adalah sosok yang introvert, pengamat dan pesimis. Ia rendah hati, mudah bergaul, santai, diam tenang, sabar dan baik keseimbangannya. Hidupnya konsisten, cerdas, simpatik, baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan dan efesien. Dalam pekerjaan, ia cakap dan mantap. Damai dan mudah sepakat, punya kemampuan administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, tetap baik meskipun di bawah tekanan, serta mampu menemukan cara yang mudah. Ia mudah diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung perasaan, pendengar yang baik, selera humor lumayan, suka mengawasi orang, punya banyak teman, punya belas kasihan dan perhatian. Sosok Anne dalam serlial lima sekawan rekaan Enid Blyton, merupakan gambaran yang sangat pas seorang gadis cilik yang berkarakter plegmatis.

Orang plegmatis juga memiliki kelemahan. Ia sangat butuh dimotivasi karena nyaris tak punya semangat. Ia sulit melekukan perubahan-perubahan, dan juga sangat malas! Karena kemalasannya, ia sering menunda-nuda pekerjaan. Ia nyaman dengan suasana yang jumud, yang bagi orang-orang sanguinis atau koleris tentu sangat menyebalkan. Dengan sendirinya, dia juga malas mencoba hal-hal baru. Hidupnya monoton. Meskipun ia memiliki keinginan, biasanya lebih suka dipendam dalam-dalam. Ia juga tidak berani mengambil keputusan, cenderung plin-plan dan sulit berkata tidak. penyebabnya tentu anda memahami, ya… mereka tidak mau terlibat konflik dan tidak mau menanggung resiko. Namun jika ia sudah memiliki tekad untuk melakukan sesuatu, ia pasti akan melakukannya, dan tak ada seorangpun yang mampu mencegahnya.


Ket: diambil dari buku karya afifah afra berjudul “…and the star is me!”

Perbandingan Madzhab



PERBANDINGAN MAZHAB


A.Pengertian Perbandingan Mazhab Dan Ruang Lingkup Pembahasannya

Hukum islam yang prinsip dasarnya tercantum dalam al-Quran dam Hadist telah berkembang sedemikian luas melalui ijtihad para Mujtahidin dalam upaya menyelaraskan hukum islam agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman. Hasil pemikiran para Mujtahid itu melahirkan beragam pemikiran yang berkembang menjadi mazhab/aliran yang memperkaya khazanah pemikiran hukum islam.

Perbandingan mazhab dalam bahasa arab disebut muqaranah al-mazahib. Kata muqaranah menurut bahasa, berasal dari kata kerja qarana-yukarinu –muqaranatun yang mempunyai arti mengumpulkan, membandingkan, dan menghimpun.

Berdasarkan makna lughawi di atas, maka perbandingan mazhab menurut ulama fiqih islam adalah sebagai berikut:

“perbandingan mazhab adalah mengumpulkan pendapat para imam mujtahid dengan dalil-dalilnya tentang suatu masalah yang diperselisihkan padanya, kemudian membandingkan dalil-dalil itu satu sama lainnya, agar nampak setelah dimunaqasyahkan pendapt mana yangterkuat dalilnya.”

Jadi perbandingan mazhab adalah ilmu pengetahuan yang membahas pendapat-pendapat fuqaha’ (mujtahidin) beserta dalil-dalilnya mengenai berbagai masalah, baik yang disepakati, maupun yang diperselisihkan dengan membandingkan dalil masing-masing yaitu dengan cara mendiskusikan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Mujtahidin untuk menemukan pendapat yang paling kuat dalilnya.

Adapun bahasan objek ilmu perbandingan mazhab adalah membandingkan, baik permasalahannya, maupun dalil-dalilnya. Sedangkan yang menjadi sasaran permasalahannya atau ruang lingkup bahasannya adalah sebagi berikut:

1. Hukum-hukum amaliyah, baik yang disepakati, maupun yang masih diperselisihkan antara para mujtahid, dengan membahas cara berijtihad mereka dan sumber-sumber hukum yang dijadikan dasar oleh mereka dalam menetapkan hukum.

2. Dalil-dalil yang dijadikan dasar oleh para mujtahid, baik dari al-Quran maupun as-Sunnah, atau dalil-dalil lain yang diakui oleh syara’.

3. Hukum-hukum yang berlaku di Negara tempat Muqarin hidup, baik hukum nasional maupun hukum positif, maupun hukum internasional.

Dari sedikit pembahasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah muqaranah mazahib (perbandingan mazhab) bukanlah masalah yang mudah, karena disamping harus mengetahui dalil-dalil yang dipedomani mujtahidin juga harus mengetahui cara mereka mengistinbath hukum.


B. Tujuan Dan Manfaat Mempelajari Perebandingan Mazhab (muqaranah mazahib)

Beberapa tujuan dan manfaat mempelajari perbandingan mazhab antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pendapat-pendapat para imam mazhab (para imam mujtahid) dalam berbagai masalah yang diperselisihkan hukumnya disertai dalil-dalil atau alasan-alasan yang dijadikan dasar bagi setiap pendapat dan cara-cara istinbath hukum dari dalilnya oleh mereka. Dengan mempelajari dalil-dalil yang digunakan oleh para imam mazhab tersebut dalam menetapkan hukum, orang yang melakukan studi perbandingan mazhab akan mendapatkan keuntungan ilmu pengetahuan secara sadar dan meyakinkan akan ajaran agamanya, dan akan memperoleh hujjah yang jelas dalam melaksanakan ajaran agamanya, sehingga ia tergolong kedalam kelompok orang yang disebut dalam al-Quran surat yusuf ayat108 sebagai berikut:

artinya “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (Q.S Yusuf: 108).

2. Untuk mengetahui dasar-dasar dan qaidah-qaidah yang digunakan setiap imam mazhab (imam mujtahid) dalam mengistinbath hukum dari dalil-dalilnya, dimana setiap imam mujtahid tersebut tidak menyimpang dan tidak keluar dari dalil-dalil al-Quran atau as-Sunnah. Sebagai hasil dari cara ini, orang yang melakukan studi tersebut, akan menjadi orang yang benar-benar menghormati semua imam mazhab tanpa membedakan satu dengan lainnya, karena pandangan dan dalil yang dikemukakan masing-masing pada hakikatnya tidak terlepas dari aturan-aturan ijtihad. Maka sepantasnyalah orang yang mengikuti (bertaklid) kepada salah satu imam mazhab itu mengikuti pula jejak dan petunjuk imamnya dalam menghormati imam lain.

3. dengan memperhatikan landasan berpikir para imam mazhab, orang yang melakukan studi perbandingan mazhab dapat mengetahui, bahwa dasar-dasar mereka pada hakikatnya tidak keluar dari nushush al-Quran dan sunnah dengan perbedaan interpretasi, atau mereka mengambil qiyas, maslahah mursalah, istishab, atau prinsip-prinsip umum dalam nash-nash syari’at islam dalam menyelesaikan persoalan yang ada dalam masyarakat, baik ibadah maupun mu’amalah, yang dalil-dalil ijtihad itupun digali dari nash-nash al-Quran dan sunnah rasul.dengan demikian orang yang melakukan studi perbandingan mazhab tersebut akan memahami, bahwa perbuatan dan amalan sehari-hari dari pengikut mazhab lain itu, bukan diatur oleh hukum di luar islam, karena itu mereka tidak mengkafirkannya. Disamping itu, mereka akan mengetahui bahwa tidak benar-benar bahwa anggapan sebagian orang yang mengatakan, bahwa apa yang terdapat dalam kitab-kitab fiqih itu, seluruhnya hanya berdasarkan al-Quran dan as-Sunnah. Timbulnya anggapan semacam ini adalah akibat kurangnya pengetahuan dan penghayatan terhadap prinsip-prinsip syariat islam.padahal, sebenarnya diantara isi kitab-kitab fiqih itu ada yang sudah tidak relevan dengan kondisi dimana kita hidup dewasa ini. Selain itu, jika diperhatikan dan dipelajari secara teliti dan mendalam, akan didapatkan suatu pengertian dan pengetahuan, bahwa kebanyakan isi kitab fiqih itu adalah masalah ijtihadyah sebagai hasil pemahaman ulama terhadap nash-nash al-Quran dan sunnah.


C. Hukum Mengamalkan Hasil Perbandingan Mazhab (Muqaranah Mazahib)

Hukum melakukan studi perbandingan mazhab untuk mendapatkan dalil yang terkuat dan mengamalkan hasilnya adalah wajib. Meskipun sebagian ulama muta’akhirin berpendapat, bahwa mengamalkan hasil muqaranah akan mengakibatkan perpindahan mazhab atau talfiq dan tidak dibenarkan. Pendapat itu dianggap lemah, karena tidak berdasarkan dalil yang kuat. al-Quran dan as-Sunnah tidak melarang untuk pindah mazhab atau talfiq.

Hasil studi perbandingan yang baik adalah mengamalkan apa yang menurut muqarin paling kuat dalilnya, baik bagi sisi muqarin sendiri, maupun bagi orang yang melakukan studi perbandingan, atau yang sedang meneliti dalil-dalil yang terkuat untuk masalah tertentu.

Hukum yang didapat dari hasil perbandingan itu adalah merupakan hasil penelitian obyektif dan terkuat dalilnya, oleh sebab itu wajib mengamalkannya. Akan tetapi islam tidak mewajibkan umatnya untuk bertaklid dan mengikat diri pada pendapat suatu mazhab, melainkan memerintahkan untuk mengikuti hukum-hukum yang diambil dari sumbernya yang kuat.


D. Kewajiban Muqarin (Pelaku Muqaranah Mazahib)

Melakukan muqaranah terhadap ijtihad atau pendapat para imam mazhab adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah oleh sebab itu tidak semua orang dapat melakukannya, karena studi perbandingan ini akan menentukan sikap setelah menilai pendapat setiap mazhabnya, untuk mengambil pandapat mana yang lebih relavan dan lebih kuat argumentasinya. Tugas ini menghendaki agar si muqarin itu hendaklah memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan pandangan yang obyektif disertai pengambilan pendapat mazhab yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan atas kebenaran pendapat itu kepada mazhab yang diperbandingkan. Disamping itu juga perlu didasari oleh sikap toleransi dan obyektivitas serta kesadaran akan tanggung jawabnya. Karena itu, seorang muqarin harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Memiliki sifat teliti dalam mengambil mazhab dari kitab-kitab fiqih mu’tabar dan benar-benar dikenal, bahwa pendapat itu memang benar pendapat ashhab al-mazahib. Kemudian hendaknya mengambil dari pendapat mazhab tersebut yang terkuat dalilnya dan tidak mengambil yang lemah dalilnya supaya mudah menolaknya.

2. Mengambil dan memililh dalil-dalil yang terkuat dari setiap mazhab serta tidak membatasi diri pada dalil yang lemah dalam menyelesaikan suatu masalah.

3. Memiliki pengetahuan tentang ushul dan qaidah yang dijadikan dasar oleh setiap mazhab dalam mengambil dan menentukan hukum (thuruq al-istinbath). Hal ini perlu, agar ia mengetahui betul latar belakang pandangan mereka dalam menentukan hukum dari dalil-dalil yang dijadikan dasar oleh mazhab yang akan dibandingkan itu.

4. Mengetahui pendapat-pendapat ulama yang banyak terdapat dalam kitab-kitab fiqih disertai dalil-dalilnya dan harus pula mengetahui cara-cara mereka beristidlal dan dalil-dalil yang mereka jadikan pegangan.

5. Hendaklah muqarin setelah mendiskusikan pendapat mazhab-mazhab tersebut dengan dalil-dalilnya yang terkuat, mentarjih salah satunya secara obyektif, tanpa dipengaruhi oleh pendapat mazhabnya yang sudah terbiasa dia pegang (anut). Ini dimaksudkan, agar kesimpulan yang diambilnya itu benar-benar adil, tanpa dipengaruhi apapun, selain demi kebenaran dan keadilan semata.