TIPE KEPRIBADIAN
Florence
Littauer, dalam buku personality plus, membagi tipe kepribadian menjadi 4,
yakni sanguinis, koleris, melankolis, dan plegmatis. Masing-masing tipe,
memiliki kekuatan yang harus dioptimalakan dan kelemahan yang harus
diminimalisir.
1. Sanguinis
Kepribadian
ini ditandai dengan 3 karakter utama, yakni ekstrovert, senang berbicara dan
optimis. Orang sanguinis biasanya popular dan identik dengan popularitas. Orang
sanguinis ini memiliki kepribadian yang menarik, suka berbicara, emosional,
humoris, ingatan yang kuat akan warna, mampu berbicara dengan memukau,
demonstratif, ekspresif, antusias, periang, penuh semangat, penuh rasa ingin
tahu, good ferformance termasuk di panggung, lugu dan polos, berhati tulus,
hidup di ‘masa sekarang’, serta kekanak-kanakan.
Dalam hal
pekerjaan, orang sanguinis selalu siap menjadi sukarelawan untuk tugas apapun,
selalu memikirkan hal-hal baru, tampak hebat di permukaan, kreatif dan
inovatif, punya energi, cemerlang, menginspirasi orang lain, dan memesona orang
lain untuk bekerja. Sebagai teman, orang tipe ini adalah teman yang baik. Ia
mudah bergaul, gampang jatuh cinta, suka dipuji, menyenangkan, tidak pendendam,
cepat meminta maaf, spontan dan tidak membosankan.
Sayangnya,
orang sangunis ini adalah orang yang menyukai kesenangan dan berkepribadian
memikat, sehingga ia sering merasa tidak percaya bahwa ia bisa melakukan
kesalahan. Mereka juga terlalu cerewet, modah bosan, bertele-tele, suka
membesar-besarkan masalah (sehingga sering terjebak pada kebohongan), kurang
tepat, pelupa, terutama terahadap nama, sulit untuk mendengarkan, kurang
perhatian pada orang lain, sering menyala atau memutus pembicaran orang lain,
teman yang selalu berganti-ganti, tidak tertib, kekanak-kanakan alias tidak
dewasa.
Yah, itulah
sifat orang yang sanguinis. Ia selalu gembira, tampil bak bintang, membuat
orang senang, namun ia merasa sebagai orang yang tidak mungkin salah, sehingga
ia mudah patah oleh kritikan, namun cepat bangkit dan melupakan kritikan itu.
Bener-benar lupa, bukan sekedar cara mengkritik yang membuat kita sakit hati,
namun juga isi kritikan itu.
2. Koleris
Koleris
adalah pribadi orang kuat. ia adalah orang yang ekstrovert, pelaku sebuah
pekerjaan dan selalu optimis. Ia berbakat sebagai pemimpin, dinamis dan aktif,
sangat memerlukam perubahan, harus senantiasa memperbaiki kesalahan, kemauan
kuat dan tegas, tidak emosional, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri.
Ia senantiasa memancarkan keyakinan, bisa menjalankan apa saja, motivator yang
hebat, berorientasi pada target, detail, terorganisir dengan baik, cenderung
untuk mencari penyelesaian yang praktis, bergerak cepat, mendelegasikan pekerjaan,
menekankan hasil, dan kompetitif.
Sebagai
teman, orang koleris ini cenderung kurang butuh teman, maunya memimpin,
biasanya selalu “merasa” benar dan unggul dalam keadaan yang sifatnya darurat.
Misalnya seregu remaja tersesat di sebuah hutan, ketika remaja lain terlihat
panik, maka remaja koleris akan cenderung tenang dan mampu memimpin
teman-temannya untuk menemukan jalan keluar. Jika anda penggemar serial lima
sekawan rekaan Enid Blyton, karakter George alias Georgina Kirrin adalah
gambaran yang sangat pas orang koleris.
Orang kuat
ini, juga memiliki kelemahan. Yang paling menonjol adalah, bahwa ia adalah
seorang pekerja keras, ambisius dalam mengejar prestasi. Ia tidak bisa
bersantai-santai dan selalu tegang. Ini tentu membuat dia gampang mengalami
depresi dan berpotensi menimbulkan berbagai jenis penyakit seperti serangan
jantung, stroke, liver, maag, typus dan sebagainya.
Selain itu,
orang koleris juga hanya mampu bahagia jika berposisi sebagai pengendali alias
pemimpin. Mereka selalu mendominasi dan akan menjatuhkan dengan sengaja atau
tak sengaja jika ada atasannya yang lembek. Tentu saja hal ini berpotensi
menimbulkan suasana tak nyaman di dalam tim.
Mereka
selalu sok unggul dan meremehkan orang lain. Namun uniknya, mereka mampu
memanipulasi (tingkat partisipasi terendah, dimana seseorang mengikuti orang
lain tanpa tahu apa maksudnya) orang sehingga tunduk di bawah kendalinya.
Mereka juga tidak sabaran, suka menasehati atau memberi solusi meskipun tidak
diminta sehingga kesannya menjadi sok tahu dan sok care. Rata-rata mereka juga
otoriter dan senang dengan pertempuran atau pertengkaran. Karena jika ia
“bertempur”, dan ia menang, maka itulah kesenangan yang ia dambakan. Ia akan
senang menyalahkan orang lain dan menganggap ia paling benar. Sayangnya, ia
juga sangat sulit untuk minta maaf. Namanya juga jagoaaan…!!!
4.
melankolis
Inilah orang
yang sempurna…!!! Ia introvert, pemikir, dan pesimis. Secara emosi ia adalah
orang yang mendalam dan penuh pikiran. Ia juga analitis. Serius dan tekun.
Cenderung jenius, berbakat dan kreatif, artistik dan musikal, filosofis dan
puitis, menghargai keindahan, perasa, suka berkorban, penuh kesadaran dan
idealis! Dalam hal pekerjaan, orang melankolis biasannya berorientasai jadwal,
perfeksionis, standar tinggi, sangat rinci, gigih dan cermat. Ia juga tertib
dan terorganisasi. Ia teratur, rapi, ekonomis, peduli dengan masalah-meskipun
remeh, pintar mencari pemecahan masalah secara kreatif, suka diagram, grafik,
daftar.
Semantara,
dalam pergaulan, orang melankolis cenderung hati-hati dalam berteman, puas di
belakang layar, menghindari perhatian. Namun demikian, ketika ia sudah
mendapatkan teman yang cocok, ia akan setia dan berbakti, siap menampung
curhat, mampu memberikan solusi, sangat perhatian dan siap memberikan
“segalanya” untuk sahabatnya tersebut tanpa pamrih apapun. Orang melankolis
juga mudah terharu oleh linangan air mata orang lain, serta cenderung mencari
pasangan hidup yang ideal.
Orang
melankolis adalah orang yang selalu merasa paling benar namun dengan
kesungguhan dengan sikapnya yang perfeksionis, ia mampu membuktikan bahwa ia
adalah orang yang benar. Setidaknya meyakinkan orang-orang bahwa dia memang
benar. Oleh karenanya, ia merupakan pemuja kesempurnaan, dan sangat mudah
tertekan ketika melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang ia anggap
sebagai kebenaran, meskipun itu hal yang remeh, seperti menyaksikan buku-buku
yang berantakan, barang-barang yang tidak di tempatkan di tempatnya atau handuk
basah yang digeletakkan begitu saja di atas tempat tidur.
Mereka
terkesan terlalu banyak memberikan tuntutan kepada orang lain, khususnya
orang-orang yang terdekat dalam hidupnya, misalnya pasangan hidunya. Wajah
orang-orang melankolis rata-rata muram, dan selalu saja mencari-cari kesulitan
alias masalah. Mereka gampang sakit hati dan menikmati rasa sakit itu.
Ciri negatif
lainnya, mereka biasanya memiliki citra diri yang negatif, alias minder. Jangan
harap mereka mau maju dengan sukarela ke panggung meskipun hanya mengucapkan
sepatah dua patah kata. Ini terjadi karena mereka merasa tidak aman secara
sosial. Mereka sebenarnya butuh pujian, namun gengsi untuk memintanya, sehingga
dengan cara halus, ia akan memintanya-atau “memaksanya”. Mereka juga sering
menunda-nunda, karena terlalu banyak perhitungan, takut jika ia tak mampu
melakukan dengan benar.
“orang-orang
yang melankolis adalah si perfeksionis yang terkesan terlalu banyak memberi
tuntutan kepada orang lain. Mereka juga merupakan orang-orang bercitra diri
negatif, alias minder”.
4. Plegmatis
Damai,
itulah kesan terkuat yang didapat dari orang plegmatis. Ia adalah sosok yang
introvert, pengamat dan pesimis. Ia rendah hati, mudah bergaul, santai, diam
tenang, sabar dan baik keseimbangannya. Hidupnya konsisten, cerdas, simpatik,
baik hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan dan efesien. Dalam
pekerjaan, ia cakap dan mantap. Damai dan mudah sepakat, punya kemampuan
administratif, menjadi penengah masalah, menghindari konflik, tetap baik
meskipun di bawah tekanan, serta mampu menemukan cara yang mudah. Ia mudah
diajak bergaul, menyenangkan, tidak suka menyinggung perasaan, pendengar yang
baik, selera humor lumayan, suka mengawasi orang, punya banyak teman, punya
belas kasihan dan perhatian. Sosok Anne dalam serlial lima sekawan rekaan Enid
Blyton, merupakan gambaran yang sangat pas seorang gadis cilik yang berkarakter
plegmatis.
Orang
plegmatis juga memiliki kelemahan. Ia sangat butuh dimotivasi karena nyaris tak
punya semangat. Ia sulit melekukan perubahan-perubahan, dan juga sangat malas!
Karena kemalasannya, ia sering menunda-nuda pekerjaan. Ia nyaman dengan suasana
yang jumud, yang bagi orang-orang sanguinis atau koleris tentu sangat
menyebalkan. Dengan sendirinya, dia juga malas mencoba hal-hal baru. Hidupnya
monoton. Meskipun ia memiliki keinginan, biasanya lebih suka dipendam
dalam-dalam. Ia juga tidak berani mengambil keputusan, cenderung plin-plan dan
sulit berkata tidak. penyebabnya tentu anda memahami, ya… mereka tidak mau
terlibat konflik dan tidak mau menanggung resiko. Namun jika ia sudah memiliki
tekad untuk melakukan sesuatu, ia pasti akan melakukannya, dan tak ada
seorangpun yang mampu mencegahnya.
Ket: diambil
dari buku karya afifah afra berjudul “…and the star is me!”