Kotak Saran

tombol masukan dan saran

Jumat, 09 September 2016

CANDAAN MARIO TEGUH DAN MANTAN ISTRI MENGUNGKAP SIAPA AYAH KISWINAR

Candaan Mario Teguh dan Mantan Istri Mengungkap Siapa Ayah Kiswinar

JAKARTA - Setelah menyangkal bahwa bernama Ario Kiswinar Teguh merupakan anak kandungnya, Mario Teguh juga menuturkan kisah di balik hal itu.
Motivator ternama tersebut, dalam acara Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Jumat (9/9/2016), menyatakan bahwa Kiswinar ialah anak hasil hubungan mantan istrinya, Ariyani Sunarto, dengan laki-laki lain.
Dikisahkan Mario, dirinya dulu kerap bertengkar dengan Ariyani perihal kecurigaannya mengenai kedekatan mantan istrinya tersebut dengan laki-laki lain.
Hal itu dilakukan lantaran Mario merupakan laki-laki pencemburu.
"Ini tidak menuduh bahwa ibu Ariyani punya hubungan dengan laki-laki lain. Tapi saya ini pencemburu. Salah atau benar, laki-laki ingin wanitanya hanya untuk dia. Itu adalah keyakinan saya. Jadi sering bertengkar kami tentang kecurigaan saya tentang kedekatannya dengan laki-laki lain," tutur Mario.
Hingga pada suatu hari, Mario melontarkan candaan bahwa Kiswinar tak mirip dengannya.
Ariyani pun marah dan terlontarlah ujaran bahwa Kiswinar bukan anak Mario.
"Sampai suatu ketika, saya bercanda, 'Ini anak (Kiswinar), kok, nggak begitu kayak aku, ya.' Karena rambutnya lebih ikal, kulitnya. (Ariyani) marah. Lama-lama, keluar kata-kata, 'Itu bukan anakmu.' Pertama, saya kira bercanda," ujar Mario.
Alhasil, kini Mario menolak pernyataan Kiswinar bahwa dirinya merupakan anak yang tak diakui oleh sang ayah.
Mario pun, setelah bercerai dengan Ariyani pada 28 Mei 1993, menikah dengan perempuan bernama Lina yang hingga kini masih menjadi istrinya.
Dirinya juga menantang Kiswinar untuk melakukan tes DNA demi membuktikan kenyataan yang sesungguhnya.

Pernyataan Mario Teguh dan 'Anaknya' Ario Kiswinar Teguh Bertolak Belakang, Siapa yang

Pernyataan Mario Teguh dan 'Anaknya' Ario Kiswinar Teguh Bertolak Belakang, Siapa yang Jujur?Jujur?

TRIBUNNEWS.COM - Publik dihebohkan dengan kemunculan Ario Kiswinar Teguh yang mengaku sebagai anak motivator Mario Teguh.
Melalui acara televisi Hitam Putih pada 7 September 2016, Ario blak-blakan bercerita mengenai sosok yang dianggap menelantarkannya.
Beragam bukti, dari akte kelahiran, kartu keluarga hingga foto-foto, digelontorkannya di hadapan sang pembawa acara Deddy Corbuzier.
Sementara, untuk menjawab pertanyaan Ario dan publik, Mario Teguh pun muncul untuk memberikan klarifikasinya melalui televisi.
Tampil di program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, 9 September 2016, Mario mengklarifikasi kabar bahwa dirinya menelantarkan dan tidak mengakui Ario sebagai anak kandung.
Setelah ditelusuri TRIBUNNEWS.com, jawaban kedua pihak tersebut sangat bertolak belakang dan saling menuding.
Berikut perbandingan sejumlah pernyataan Ario Kiswinar Teguh dan Mario Teguh yang berhasil dirangkum TRIBUNNEWS.com:

1. Mario tidak mengakui Ario anaknya
Pria berkacamata tersebut mengatakan bahwa Mario tidak mengakui dirinya sebagai anak kandungnya sendiri.
"Kelihatannya begitu," ujar Ario saat ditanya Deddy Corbuzier bahwa apakah dirinya tidak diakui anak oleh Mario Teguh.
"13 tahun lalu, dia (Mario) men-declare bahwa saya bukan anaknya," tambah Ario.
Jawaban Mario Teguh:
"Bayangkan, jika anak yang Anda sayangi mengatakan bahwa dia bukan anak Anda, tapi anak laki-laki lain. Ario, kamu sebutkan nama mister x yang jadi bahan pertengkaran saya dan ibumu, kamu katakan bahwa kamu bukan anak saya."
2. 'Nggak usah cari papa'
Ario mengatakan dalam pertemuan terakhirnya pada usia 17 tahun, Mario Teguh berkata, 'Nggak usah cari papa, nggak usah bertemu dulu.'
"Setelah pertemuan, keesokan harinya, dia (Mario) telepon dan ngomong 'Nggak usah cari papa, nggak usah ketemu dulu," ujar Ario.
Jawaban Mario Teguh:
"Tidak itu tidak benar, saya tidak pernah berkata seperti itu."
3. Ario ditelantarkan
Dalam acara Hitam Putih, Ario mengatakan dirinya tidak pernah disantuni dan cenderung ditelantarkan oleh Mario Teguh.
"Selama ini beliau (Mario) tidak menyantuni secara materi. Saya meminta peranannya sebagai ayah. Tapi, saya tidak santuni untuk kuliah," kata Ario.awaban Mario Teguh:
"Ario Kiswinar tidak disantuni? Itu tidak benar. Dari (Ario) kecil, saya kirim uang, mainan, komputer besar untuk sekolah."
4. Ario tidak tahu di mana rumah Mario Teguh
Usai disuruh tidak bertemu, menurut Ario, dirinya bahkan tidak mengetahui di mana tempat tinggal orang yang diakui sebagai ayahnya itu.
"Saya pernah coba hubungi, tapi hasilnya nihil. Saya bahkan tidak tahu dimana dia tinggal," ujar Ario kepada presenter Deddy Corbuzier.
Bahkan, ketika lulus, Ario mencoba untuk mengontak Mario untuk mengundangnya datang ke pesta kelulusan.
"Entah mungkin nomornya sudah ganti atau apa?" ujar Ario.
Jawaban Mario Teguh:
"Kata-kata dia bahwa dia tak tahu alamat saya, itu nonsense (omong kosong--red). Saya 10 tahun di televisi, tiap hari diumumkan jadwal taping. Ada alamat untuk kontak. Dan keluarga saya di Surabaya sering datang ke apartemen kami. Tidak ada alasan untuk tidak tahu alamat saya."
5. Bukti-bukti digelontorkan Ario
Ketika diwawancarai oleh Hitam Putih, Ario membawa serangkaian bukti-bukti yang menunjukkan bahwa dirinya adalah anak Mario.
Bukti-bukti tersebut di antaranya kartu keluarga, akte kelahiran, buku nikah hingga foto-foto masa kecil Ario dan Mario.
Jawaban Mario Teguh:
"Ario, kalau kamu yakin kamu anakku, kamu datang bawa bukti surat-surat itu dan bilang 'papa aku anakmu'."
6. Isu orang ke-3, penyebab perceraian Mario Teguh
Ario menyebutkan bahwa penyebab perceraian Mario Teguh dan ibunda Ario, Aryani Soenarto, adalah orang ke-3 alias selingkuh.
"Ada orang ke-3, iya itu aja. Pasti ada yang bilang gue cari sensasi, saya bahkan tidak peduli. Tapi yang benar, harus disampaikan," ujar Ario saat ditanya oleh Deddy.
Jawaban Mario Teguh:
"Saya bercerai tahun 92, menikah 95. Mana selingkuh. Dua tahun sudah. Dan mantan mantan istri sudah menikah dua kali setelah cerai dengan saya."
Dari rangkuman tersebut, banyak pernyataan yang bertolak belakangan, kini tinggal publik yang bertanya-tanya: siapa yang benar? siapa yang salah?

Antara NU dan MUHAMMADIYAH

sekilas

NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi islam di Indonesia. Sama-sama memiliki basis massa yang besar, pemahaman yang sedikit tidak sama, berkiprah dalam bidang politik bisa ya bisa tidak (lebih cenderung ya). Secara tidak langsung 2 organisasi ini membagi muslim Indonesia menjadi 2 (bagi yang cuwek tidak termasuk).

Tulisan ini tidak untuk membandingkan keduanya, tidak juga untuk mencari perbedaan antara Muhammadiyah dan NU (Muhammadiyah saya sebut di awal karena memang lahir lebih dulu, bagi yang NU tidak perlu protes).


Sejarah Berdirinya Muhammadiyah 

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.


Bidang Akidah

Akidah merupakan dasar pokok keyakinan beragama. Oleh sebab itu ia menjadi titik awal dalam bahasan tentang keimanan.

Pambahasan akidah ini umumnya meliputi persoalan sebagai berikut ;

  1. Ilahiyyah,yaitu segala hal yang membahas tentang ilah (Allah) seperti wujud Allah ,kehendak Allah,ketentuan Allah.

  2. Nubuwwah, yaitu pembahasan mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan nabi dan Rasul,termasuk pembahasan mengenai kitab-kitab Allah,dan mukjizat.

  3. Ruhaniyyah, yaitu pembahasan yang berhubungan dengan alam metafisik,

  4. Syam’iyah,yaitu pembahasan tentang segala yang dapat diketahui lewat syam’i(mendengar berita dari dalil naqli berupa Al-qur’an dan sunah Rasul.

Secara histories aqidah islam yang berkembag dikalangan umat islam ada dua kelompok ;

  1. Aqidah salaf,aqidah yang dibangun semata-mata berdasarkan wahyu,yaitu Al-qur’an dan as-sunnah,tanpa ada tambahan filosofis.

  2. Aqidah islam yang dibangun atas campur tangan pemikiran fikosofik. 


Sejarah Berdirinya NU

Nahdlatul Ulama (NU), adalah sebuah organisasi Islam yang terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.Suatu waktu Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab Wahabi di Mekkah, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermazhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut. Dengan sikapnya yang berbeda itu kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta pada tahun 1925. Akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekkah yang akan mengesahkan keputusan tersebut. Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebasan bermazhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamakan Komite Hejaz, yang diketuai oleh K.H. Wahab Hasbullah.

Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, maka Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekkah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan mazhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermazhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban yang sangat berharga.

Berangkan komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar.

Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.


Paham keagamaan

NU menganut paham Ahlussunah waljama’ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur’an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti mazhab: imam Syafi’i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi, imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Gagasan kembali kekhittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskankembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.


Perbedaan NU dan Muhammadiyah

Muhammadiyah dan NU adalah organisasi, bukan masalah fiqh. Hanya dalam konteks Indonesia, Muhammadiyah dan NU adalah mewakili 2 golongan besar umat Islam secara fiqh juga. Muhammadiyah mewakili kelompok “modernis” (begitu ilmuwan menyebut), yang sebenarnya ada beberapa organisasi yang memiliki pandangan mirip seperti Persis (Persatuan Islam), Al-Irsyad, Sumatra Tawalib. Sedang NU (Nahdhatul Ulama) mewakili kelompok “tradisional”, selain Nahdhatul Wathan, Jami’atul Washliyah, Perti, dll.

Di sisi lain NU (Nahdhatul Ulama, didirikan antara lain oleh KH Hasyim Asy’ari, 1926), lahir untuk menghidupkan tradisi bermadzhab, mengikuti ulama. Sedikit banyak kelahiran Muhammadiyah memang memicu kelahiran NU. Berbeda dengan Muhammadiyah, pengaruh NU sangat nampak di kalangan pedesaan.

Kedua organisasi memiliki berbagai perbedaan pandangan. Dalam masyarakat perbedaan paling nyata adalah dalam berbagai masalah furu’ (cabang). Misalnya Muhamadiyah melarang (bahkan membid’ahkan) bacaan Qunut di waktu Shubuh, sedang NU mensunahkan, bahkan masuk dalam ab’ad yang kalau tidak dilakukan harus melakukan sujud syahwi, dan berbagai masalah lain

silahkan tinggalkan komentar yang cerdas gaessss````