Kotak Saran

tombol masukan dan saran

Sabtu, 24 September 2016

Kebudayaan Kalimantan Tengah

Kebudayaan Kalimantan Tengah

Jika Sebelumnya kita mebahas tentang Kebudayaan Kalimantan Barat, sekarang kita akan membahas kebudayaan dari Kalimantan Tengah (Kalteng). Kita akan berkenalan dengan Rumah adat, pakaian adat, tari-tarian, senjata tradisional, suku, bahasa dan lagu tradisionalnya.

1. Rumah Adat
Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang, Bentuk rumahnya panjang, bawah kolongnya digunakan untuk pertenun dan menumbuk padi dan dihuni oleh lebih kurang 20 kepala keluarga.
Rumah terdiri dari 6 kamar antara lain untuk penyimpanan alat-alat perang, kamar untuk pendidikan gadis, tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan dan ruang tamu. Pada kiri-kanan ujung atap dihiasi tombak sebagai penolak mara bahaya.
 
2. Pakaian Adat
Pakaian adatnya pria Kalimantan Tengah berupa kepala berhiasankan bulu-bulu enggang, rompi dan kain-kain yang menutup bagian bawah badan sebatas lutut. Sebuah tameng kayu hiasan yang khas bersama mandaunya berada di tangan. Perhiasan yang dipakai berupa kalung-kalung manik dan ikat pinggang.
Wanitanya memakai baju rompi dan kain (rok pendek), tutup kepala berhiaskan bulu-bulu enggang, kalung manik, ikat pinggang dan beberapa gelang tangan.
 
3. Tari-tarian Daerah Kalimantan Tengah
a. Tari Tambun dan Bungai, merupakan sebuah tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.
b. Tari Balean Dadas, merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
c. Tari Sangkai Tingang, tari garapan yang memanfaatkan perbendaharaan gerak tari tradisi ini menggambarkan sikap sekelompok wanita dalam mencintai lingkungan hidupnya. Mereka berusaha dan berdoa agar burung enggang yang indah itu tetap dilindungi kelestariannya.
 
4. Senjata Tradisional
Di Kalimantan Tengah senjata tradisionalnya adalah mandau. Bagian hulunya dihiasi ukiran burung tinggang, sejenis burung enggang. Menurut kepercayaan mereka, burung tinggang adalah penguasa seluruh alam. Senjata terkenal lainnya adalah lunjuk sumpit, randu (sejenis tombak) dan perisai.
 
5. Suku : Dayak, Ngaju, Maanyan, Dusun, Lawangan Bukupai, Ot Danun, dan lain-lain.
6. Bahasa Daerah : Dayak, Ngayu, Ot Danun, dan lain-lainnya.
7. Lagu Daerah : Kalayar, Palu Lempangpupoi.
 
 
 

Pelukan Hangat Sang Istri Usai Agus Yudhoyono Menahan Tangis


Pelukan Hangat Sang Istri Usai Agus Yudhoyono Menahan Tangis
Sang istri Annisa Pohan langsung mencium tangan Agus Harimurti Yudhoyono seusai suaminya tersebut menyampaikan pernyataan politik di Jakarta, Jumat (23/9/2016) malam.
Agus pun membalasnya dengan mencium kening Annisa.
Kedua tangan Annisa sontak memeluk tubuh sang suami.
Peristiwa itu terjadi seusai Agus yang dengan berat menyatakan kesiapannya maju Pilkada DKI Jakarta 2017.
Agus yang berlatar belakang militer memutuskan untuk maju menjadi bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Dalam pernyataan politiknya, Agus menyampaikan bahwa hari Jumat ini merupakan hari paling bersejarah dalam hidupnya.
"Tepatnya pukul 01.00 tengah malam, saya harus menetukan pilihan dan mengambil keputusan yang tidak mudah. Apakah saya akan tetap menjalani karir saya di dunia militer atau akan menjalani pengabdian di lingkungan yang berbeda," kata Agus terbata-bata.
Mantan Komandan Batalyon Infanteri 203/Arya Kemuning itu mengatakan didatangi oleh empat partai politik beberapa hari lalu.
Mereka adalah Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Mereka meminta agar Agus maju Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pada saat itu Agus baru saja kembali dari Darwin, Australia, untuk memimpin prajurit dalam rangka latihan bersama antara TNI angkatan darat dan tentara angkatan darat Australia.
"Namun seorang pemimpin harus bisa dan berani mengambil keputusan, dan tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun, saya telah mengambil keputusan," kata Agus.
Suaranya mulai lirih saat ia menyampaikan kecintaannya terhadap TNI.
Berulang kali dia menghentikan ucapan dan menunduk ke bawah. Sementara matanya terlihat memerah dan berkaca-kaca.
Mantan Komandan Batalyon Infanteri 203/Arya Kemuning itu mengatakan didatangi oleh empat partai politik beberapa hari lalu.
Mereka adalah Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Mereka meminta agar Agus maju Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pada saat itu Agus baru saja kembali dari Darwin, Australia, untuk memimpin prajurit dalam rangka latihan bersama antara TNI angkatan darat dan tentara angkatan darat Australia.
"Namun seorang pemimpin harus bisa dan berani mengambil keputusan, dan tanpa paksaan dan tekanan dari siapapun, saya telah mengambil keputusan," kata Agus.
Suaranya mulai lirih saat ia menyampaikan kecintaannya terhadap TNI.
Berulang kali dia menghentikan ucapan dan menunduk ke bawah. Sementara matanya terlihat memerah dan berkaca-kaca.

Jumat, 09 September 2016

CANDAAN MARIO TEGUH DAN MANTAN ISTRI MENGUNGKAP SIAPA AYAH KISWINAR

Candaan Mario Teguh dan Mantan Istri Mengungkap Siapa Ayah Kiswinar

JAKARTA - Setelah menyangkal bahwa bernama Ario Kiswinar Teguh merupakan anak kandungnya, Mario Teguh juga menuturkan kisah di balik hal itu.
Motivator ternama tersebut, dalam acara Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Jumat (9/9/2016), menyatakan bahwa Kiswinar ialah anak hasil hubungan mantan istrinya, Ariyani Sunarto, dengan laki-laki lain.
Dikisahkan Mario, dirinya dulu kerap bertengkar dengan Ariyani perihal kecurigaannya mengenai kedekatan mantan istrinya tersebut dengan laki-laki lain.
Hal itu dilakukan lantaran Mario merupakan laki-laki pencemburu.
"Ini tidak menuduh bahwa ibu Ariyani punya hubungan dengan laki-laki lain. Tapi saya ini pencemburu. Salah atau benar, laki-laki ingin wanitanya hanya untuk dia. Itu adalah keyakinan saya. Jadi sering bertengkar kami tentang kecurigaan saya tentang kedekatannya dengan laki-laki lain," tutur Mario.
Hingga pada suatu hari, Mario melontarkan candaan bahwa Kiswinar tak mirip dengannya.
Ariyani pun marah dan terlontarlah ujaran bahwa Kiswinar bukan anak Mario.
"Sampai suatu ketika, saya bercanda, 'Ini anak (Kiswinar), kok, nggak begitu kayak aku, ya.' Karena rambutnya lebih ikal, kulitnya. (Ariyani) marah. Lama-lama, keluar kata-kata, 'Itu bukan anakmu.' Pertama, saya kira bercanda," ujar Mario.
Alhasil, kini Mario menolak pernyataan Kiswinar bahwa dirinya merupakan anak yang tak diakui oleh sang ayah.
Mario pun, setelah bercerai dengan Ariyani pada 28 Mei 1993, menikah dengan perempuan bernama Lina yang hingga kini masih menjadi istrinya.
Dirinya juga menantang Kiswinar untuk melakukan tes DNA demi membuktikan kenyataan yang sesungguhnya.

Pernyataan Mario Teguh dan 'Anaknya' Ario Kiswinar Teguh Bertolak Belakang, Siapa yang

Pernyataan Mario Teguh dan 'Anaknya' Ario Kiswinar Teguh Bertolak Belakang, Siapa yang Jujur?Jujur?

TRIBUNNEWS.COM - Publik dihebohkan dengan kemunculan Ario Kiswinar Teguh yang mengaku sebagai anak motivator Mario Teguh.
Melalui acara televisi Hitam Putih pada 7 September 2016, Ario blak-blakan bercerita mengenai sosok yang dianggap menelantarkannya.
Beragam bukti, dari akte kelahiran, kartu keluarga hingga foto-foto, digelontorkannya di hadapan sang pembawa acara Deddy Corbuzier.
Sementara, untuk menjawab pertanyaan Ario dan publik, Mario Teguh pun muncul untuk memberikan klarifikasinya melalui televisi.
Tampil di program Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, 9 September 2016, Mario mengklarifikasi kabar bahwa dirinya menelantarkan dan tidak mengakui Ario sebagai anak kandung.
Setelah ditelusuri TRIBUNNEWS.com, jawaban kedua pihak tersebut sangat bertolak belakang dan saling menuding.
Berikut perbandingan sejumlah pernyataan Ario Kiswinar Teguh dan Mario Teguh yang berhasil dirangkum TRIBUNNEWS.com:

1. Mario tidak mengakui Ario anaknya
Pria berkacamata tersebut mengatakan bahwa Mario tidak mengakui dirinya sebagai anak kandungnya sendiri.
"Kelihatannya begitu," ujar Ario saat ditanya Deddy Corbuzier bahwa apakah dirinya tidak diakui anak oleh Mario Teguh.
"13 tahun lalu, dia (Mario) men-declare bahwa saya bukan anaknya," tambah Ario.
Jawaban Mario Teguh:
"Bayangkan, jika anak yang Anda sayangi mengatakan bahwa dia bukan anak Anda, tapi anak laki-laki lain. Ario, kamu sebutkan nama mister x yang jadi bahan pertengkaran saya dan ibumu, kamu katakan bahwa kamu bukan anak saya."
2. 'Nggak usah cari papa'
Ario mengatakan dalam pertemuan terakhirnya pada usia 17 tahun, Mario Teguh berkata, 'Nggak usah cari papa, nggak usah bertemu dulu.'
"Setelah pertemuan, keesokan harinya, dia (Mario) telepon dan ngomong 'Nggak usah cari papa, nggak usah ketemu dulu," ujar Ario.
Jawaban Mario Teguh:
"Tidak itu tidak benar, saya tidak pernah berkata seperti itu."
3. Ario ditelantarkan
Dalam acara Hitam Putih, Ario mengatakan dirinya tidak pernah disantuni dan cenderung ditelantarkan oleh Mario Teguh.
"Selama ini beliau (Mario) tidak menyantuni secara materi. Saya meminta peranannya sebagai ayah. Tapi, saya tidak santuni untuk kuliah," kata Ario.awaban Mario Teguh:
"Ario Kiswinar tidak disantuni? Itu tidak benar. Dari (Ario) kecil, saya kirim uang, mainan, komputer besar untuk sekolah."
4. Ario tidak tahu di mana rumah Mario Teguh
Usai disuruh tidak bertemu, menurut Ario, dirinya bahkan tidak mengetahui di mana tempat tinggal orang yang diakui sebagai ayahnya itu.
"Saya pernah coba hubungi, tapi hasilnya nihil. Saya bahkan tidak tahu dimana dia tinggal," ujar Ario kepada presenter Deddy Corbuzier.
Bahkan, ketika lulus, Ario mencoba untuk mengontak Mario untuk mengundangnya datang ke pesta kelulusan.
"Entah mungkin nomornya sudah ganti atau apa?" ujar Ario.
Jawaban Mario Teguh:
"Kata-kata dia bahwa dia tak tahu alamat saya, itu nonsense (omong kosong--red). Saya 10 tahun di televisi, tiap hari diumumkan jadwal taping. Ada alamat untuk kontak. Dan keluarga saya di Surabaya sering datang ke apartemen kami. Tidak ada alasan untuk tidak tahu alamat saya."
5. Bukti-bukti digelontorkan Ario
Ketika diwawancarai oleh Hitam Putih, Ario membawa serangkaian bukti-bukti yang menunjukkan bahwa dirinya adalah anak Mario.
Bukti-bukti tersebut di antaranya kartu keluarga, akte kelahiran, buku nikah hingga foto-foto masa kecil Ario dan Mario.
Jawaban Mario Teguh:
"Ario, kalau kamu yakin kamu anakku, kamu datang bawa bukti surat-surat itu dan bilang 'papa aku anakmu'."
6. Isu orang ke-3, penyebab perceraian Mario Teguh
Ario menyebutkan bahwa penyebab perceraian Mario Teguh dan ibunda Ario, Aryani Soenarto, adalah orang ke-3 alias selingkuh.
"Ada orang ke-3, iya itu aja. Pasti ada yang bilang gue cari sensasi, saya bahkan tidak peduli. Tapi yang benar, harus disampaikan," ujar Ario saat ditanya oleh Deddy.
Jawaban Mario Teguh:
"Saya bercerai tahun 92, menikah 95. Mana selingkuh. Dua tahun sudah. Dan mantan mantan istri sudah menikah dua kali setelah cerai dengan saya."
Dari rangkuman tersebut, banyak pernyataan yang bertolak belakangan, kini tinggal publik yang bertanya-tanya: siapa yang benar? siapa yang salah?

Antara NU dan MUHAMMADIYAH

sekilas

NU dan Muhammadiyah adalah dua organisasi islam di Indonesia. Sama-sama memiliki basis massa yang besar, pemahaman yang sedikit tidak sama, berkiprah dalam bidang politik bisa ya bisa tidak (lebih cenderung ya). Secara tidak langsung 2 organisasi ini membagi muslim Indonesia menjadi 2 (bagi yang cuwek tidak termasuk).

Tulisan ini tidak untuk membandingkan keduanya, tidak juga untuk mencari perbedaan antara Muhammadiyah dan NU (Muhammadiyah saya sebut di awal karena memang lahir lebih dulu, bagi yang NU tidak perlu protes).


Sejarah Berdirinya Muhammadiyah 

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912.

Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.


Bidang Akidah

Akidah merupakan dasar pokok keyakinan beragama. Oleh sebab itu ia menjadi titik awal dalam bahasan tentang keimanan.

Pambahasan akidah ini umumnya meliputi persoalan sebagai berikut ;

  1. Ilahiyyah,yaitu segala hal yang membahas tentang ilah (Allah) seperti wujud Allah ,kehendak Allah,ketentuan Allah.

  2. Nubuwwah, yaitu pembahasan mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan nabi dan Rasul,termasuk pembahasan mengenai kitab-kitab Allah,dan mukjizat.

  3. Ruhaniyyah, yaitu pembahasan yang berhubungan dengan alam metafisik,

  4. Syam’iyah,yaitu pembahasan tentang segala yang dapat diketahui lewat syam’i(mendengar berita dari dalil naqli berupa Al-qur’an dan sunah Rasul.

Secara histories aqidah islam yang berkembag dikalangan umat islam ada dua kelompok ;

  1. Aqidah salaf,aqidah yang dibangun semata-mata berdasarkan wahyu,yaitu Al-qur’an dan as-sunnah,tanpa ada tambahan filosofis.

  2. Aqidah islam yang dibangun atas campur tangan pemikiran fikosofik. 


Sejarah Berdirinya NU

Nahdlatul Ulama (NU), adalah sebuah organisasi Islam yang terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi.Suatu waktu Raja Ibnu Saud hendak menerapkan asas tunggal yakni mazhab Wahabi di Mekkah, kalangan pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan bermazhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut. Dengan sikapnya yang berbeda itu kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al Islam di Yogyakarta pada tahun 1925. Akibatnya kalangan pesantren juga tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekkah yang akan mengesahkan keputusan tersebut. Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebasan bermazhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamakan Komite Hejaz, yang diketuai oleh K.H. Wahab Hasbullah.

Atas desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, maka Raja Ibnu Saud mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekkah bebas dilaksanakan ibadah sesuai dengan mazhab mereka masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermazhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah dan peradaban yang sangat berharga.

Berangkan komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar.

Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.


Paham keagamaan

NU menganut paham Ahlussunah waljama’ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya al-Qur’an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti mazhab: imam Syafi’i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi, imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam lambang NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.

Gagasan kembali kekhittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta merumuskankembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.


Perbedaan NU dan Muhammadiyah

Muhammadiyah dan NU adalah organisasi, bukan masalah fiqh. Hanya dalam konteks Indonesia, Muhammadiyah dan NU adalah mewakili 2 golongan besar umat Islam secara fiqh juga. Muhammadiyah mewakili kelompok “modernis” (begitu ilmuwan menyebut), yang sebenarnya ada beberapa organisasi yang memiliki pandangan mirip seperti Persis (Persatuan Islam), Al-Irsyad, Sumatra Tawalib. Sedang NU (Nahdhatul Ulama) mewakili kelompok “tradisional”, selain Nahdhatul Wathan, Jami’atul Washliyah, Perti, dll.

Di sisi lain NU (Nahdhatul Ulama, didirikan antara lain oleh KH Hasyim Asy’ari, 1926), lahir untuk menghidupkan tradisi bermadzhab, mengikuti ulama. Sedikit banyak kelahiran Muhammadiyah memang memicu kelahiran NU. Berbeda dengan Muhammadiyah, pengaruh NU sangat nampak di kalangan pedesaan.

Kedua organisasi memiliki berbagai perbedaan pandangan. Dalam masyarakat perbedaan paling nyata adalah dalam berbagai masalah furu’ (cabang). Misalnya Muhamadiyah melarang (bahkan membid’ahkan) bacaan Qunut di waktu Shubuh, sedang NU mensunahkan, bahkan masuk dalam ab’ad yang kalau tidak dilakukan harus melakukan sujud syahwi, dan berbagai masalah lain

silahkan tinggalkan komentar yang cerdas gaessss````

Senin, 05 September 2016

Kisah Seorang Cleaning Service Menjadi Boss Rocket Chicken 

http://photo.kontan.co.id/photo/2011/03/21/1985034557p.jpg

http://photo.kontan.co.id/photo/2011/03/21/1985034557p.jpg

Bekerja sebagai cleaning service merupakan awal mimpinya untuk hidup mandiri dan dapat membiayai kuliah. Namun, karena kesibukannya bekerja sebagai cleaning service di restoran cepat saji tersebut, Nurul Atik harus mengubur impiannya dalam-dalam untuk melanjutkan pendidikannya. Ia malah membangun sendiri usaha makanan cepat saji yang kini sukses.

Anda pasti pernah mendengar ungkapan: “Orang yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.” Ungkapan ini mungkin cocok disematkan bagi seorang Nurul Atik. Pria asal Jepara ini menapaki kesuksesan dari jalan berliku.

Mantan cleaning service ini sekarang memiliki Rocket Chicken, perusahaan waralaba di bidang makanan cepat saji. Kini, ia memiliki 83 mitra di seluruh Indonesia. Ia mendapat pembayaran biaya royalti hingga Rp 100 juta dari para mitra.


Sebelum menjadi Presiden Direktur Rocket Chicken, Nurul bekerja sebagai seorang cleaning service di California Fried Chicken (CFC) di Semarang, Jawa Tengah. Dari seorang tukang bersih-bersih resto cepat saji, kini dia menjadi bos resto cepat saji milik sendiri.

Kisah Nurul dalam menapaki dunia kerja berawal ketika ia lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), 20 tahun lalu. Lantaran ingin meringankan beban orang tua, Nurul pun berencana untuk melanjutkan kuliahnya dengan biaya sendiri.

Sempat menganggur selama setahun mencari pekerjaan, Nurul akhirnya diterima bekerja di CFC di Jalan Pemuda Semarang. Nurul bekerja sesuai dengan profesi yang dibutuhkan pada saat itu yakni sebagai cleaning service alias tukang bersih-bersih di restoran cepat saji itu.

Selama tiga bulan, Nurul menjadi karyawan dengan status trainee. Gaji pertama Nurul sebagai cleaning service pada saat itu hanya Rp 35.000 per bulan. Ia harus membagi gaji itu untuk kebutuhan makan, kos, dan biaya transportasi. Dengan jumlah gaji yang pas-pasan tersebut, sering ia harus berutang pada rekan-rekannya di CFC.

Karena kinerjanya yang bagus, ia kemudian diangkat menjadi pegawai tetap. Selang tiga bulan berjalan, akhirnya Nurul diangkat menjadi tukang cuci piring selama empat bulan.

Ia cepat bergeser ke posisi juru masak selama empat bulan. Karena kinerjanya semakin hari semakin baik Nurul diangkat lagi menjadi kasir selama enam bulan. Tak hanya sampai di situ, Nurul lalu naik pangkat menjadi seorang supervisor selama satu tahun.

Nurul juga mengecap posisi sebagai asisten manajer selama dua tahun di perusahaan yang sama. Karena kekosongan di bagian audit, Nurul kemudian menggantikan posisi tersebut selama tiga bulan. Tak memerlukan waktu yang lama, pria yang kini berusia 42 tahun ini mengecap posisi manajer areal selama dua tahun.

Posisi manajer areal mengharuskan Nurul berkeliling dari kota satu ke kota yang lain untuk memberikan pelatihan kepada karyawan-karyawan baru mulai dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Semarang, Magelang, dan Solo, hingga Yogyakarta.

Dengan kesibukannya bekerja di restoran cepat saji tersebut, Nurul mengubur dalam-dalam impiannya untuk melanjutkan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. “Pada saat menjadi cleaning service, ternyata jam kerjanya shift sehingga saya tidak bisa membagi waktu antara kerja dan keinginan untuk kuliah,” tutur Nurul.

Namun, ia tak putus asa. Nurul mempunyai jurus jitu dalam menghadapi tantangan yang ada di depan mata. “Setiap melangkah kita harus memiliki niat yang kuat dan harus ditekuni,” tandas Nurul.

Ia juga mengungkapkan, dalam menjalankan segala kegiatan harus dilandasi dengan percaya diri dan semangat. Menurutnya, ia mendapat banyak pelajaran selama bekerja di restoran cepat saji CFC. Ia banyak mendapat ilmu dari rekan-rekannya yang berkerja di tempat tersebut, dari mulai menghargai hidup sampai pada pengelolaan restoran.

Pada saat bekerja sebagai cleaning service di CFC, Nurul memang tidak memikirkan jumlah pendapatan atau gaji yang ia terima. Ia hanya terus berpikir untuk bekerja sambil belajar apa saja yang didapatnya kala itu.

Karena keinginan yang kuat untuk hidup mandiri itu, Nurul memutuskan mencoba hidup mandiri dengan niat mendirikan usaha sendiri. “Orang tua pun mendukung sepenuhnya apa yang telah menjadi pilihan saya, hidup mandiri,” tandas Nurul.

Jiwa wirausaha tidak bisa dipisahkan dengan sosok Nurul Atik. Walau sudah berada pada posisi yang nyaman di sebuah restoran cepat saji, Nurul memutuskan membuka usaha dengan mereknya sendiri, Rocket Chicken. Cuma butuh waktu setahun, restoran yang menjual fried chicken ini sudah mengembang sampai 83 mitra.

Dengan gaji yang pas-pasan yang ia terima ketika menjadi cleaning service membuat Nurul Atik harus memutar otak agar ia bisa memenuhi kebutuhan saban bulannya. Tak jarang, ia harus meminjam uang dari rekan kerjanya di California Fried Chicken (CFC). Ia juga kerap meminta tambahan uang ke orang tuanya.

Untuk menghemat biaya hidup, Nurul pun harus mencari tempat kos yang jaraknya sekitar lima kilometer dari tempatnya bekerja. Tak jarang dengan alasan pengiritan, ia memilih berjalan kaki sampai satu kilometer. “Kalau sudah lelah, saya baru naik angkot,” ujarnya mengenang.

Kamar kos Nurul juga tak kalah memprihatinkan. Dengan luas 3X3 meter, kamar sewaan itu tak dilengkapi dengan kasur dan perabot lainnya. Kondisi seperti itu dilakoni Nurul kurang lebih selama lima bulan, sampai ia mendapat mess dari kantornya.

Buka usaha
Seiring karier yang terus menanjak serta kondisi ekonomi yang terus membaik, pada usia 29 tahun, Nurul pun memutuskan menikah dengan Emy Setiawati, seorang karyawan di sebuah swalayan di Yogyakarta yang baru dipacarinya dua bulan. “Saat itu, saya sudah menjadi manager di CFC Yogya,” ujar Nurul.

Meski begitu, gaji yang diterima Nurul tak mampu memenuhi kebutuhan selama satu bulan. Apalagi menyusul kemudian pasangan Nurul dan Emy dikarunia momongan. Makanya, setelah melahirkan anak pertama mereka, Emy membantu perekonomian keluarga dengan membuka usaha roti.

Meski posisinya cukup baik di tempat kerjanya, keinginan Nurul untuk membuka usaha sendiri rupanya tak pernah padam. Puncaknya terjadi ketika krisis keuangan melanda Tanah Air tahun 1998, Nurul memutuskan keluar dan membuat usaha sendiri.

Nurul merasa waktu 10 tahun bekerja sudah cukup untuk berguru di restoran cepat saji Amerika Serikat itu. “Saya mantap keluar karena ingin mandiri,” ujarnya.

Pada saat yang sama, seorang kawan mengajak Nurul membuat restoran makanan cepat saji yang mengusung ayam goreng (fried chicken). Ide tersebut muncul karena pada waktu itu membuka restoran cepat saji atau fast food menjadi tren di kalangan masyarakat.

Berbekal pengalamannya, Nurul mantap menerima ajakan temannya. Ia kemudian bertindak sebagai pengembang bisnis, sementara temannya mengurusi permodalan. Usaha keras mereka membawa hasil. Bisnis mereka cepat mengembang. Saat ini, Nurul telah memiliki 86 cabang.

Seiring berjalannya waktu, lelaki kelahiran Jepara, 25 Juni 1966 ini kembali merasa gelisah. Ia tergelitik mengibarkan bendera usaha dengan membuat restoran fried chicken sendiri. Kali ini dengan potensi pasar yang berbeda dengan usaha sebelumnya yang menyasar pasar menengah atas.

Pilihannya jatuh ke pasar menengah bawah. Selain pasarnya lebih besar, segmen tersebut juga belum tersentuh restoran fast food lokal maupun asing. Pada 21 Februari 2010, Nurul lantas mendirikan usaha sendiri dengan nama Rocket Chicken di Jalan Wolter Monginsidi, Semarang.

Perkembangan bisnisnya ini di luar perkiraan Nurul. Antusias masyarakat menyambut bisnis makanan cepat sajinya sangat cujup menggembirakan. Baru setahun berjalan, Nurul memiliki 83 mitra. Dengan sistem waralaba, Nurul mengembangkan bisnisnya tampa mengeluarkan modal uang sepeser pun. “Semuanya hanya didasarkan pada kepercayaan saja,” ujarnya.

Beruntung, kebanyakan mitranya adalah orang-orang yang mengenal dan tahu sosok Nurul yang telah berpengalaman dalam bisnis ayam krispi ini. “Saya cuma jual nama saja, outlet awalnya tak punya,” tandas Nurul.

Bersama mitranya, ayah tiga anak ini hanya menekankan agar menjalankan bisnis dengan kerja keras, tekun serta jujur. Bila itu menjadi landasan, Nurul yakni bahwa usaha mereka akan membawa amanah. Tak cuma bagi karyawan, tapi juga pemilik usaha franchise ayam krispi Rocket Chicken.

http://agiweswos.blogspot.com/

Kamis, 02 April 2015

Muhammadiyah Versi Ahmad Dahlan (Gagasannya yang Hampir Mati dan Terlupakan)

 Image result for muhammadiyah
Sejarah berdirinya suatu orga­nisasi tidak dapat di­pisah­­kan dari gaga­san dan piki­ran pendirinya. Sebab orang-orang yang kemu­dian bergabung menjadi anggota secara sadar telah menyepa­kati dasar dan tujuan organi­sasi tersebut yang pada hakikatnya merupakan perwu­ju­dan dari gagasan para pendirinya. PSII tidak mungkin dipisahkan dengan HOS Cokroaminoto. NU tidak mungkin dipisahkan dengan Hasyim Asya’ari. Demi­kian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari Ahmad Dahlan. Dengan demi­kian gagasan dan pikiran yang muncul kemudian tidak mung­kin dipisahkan dari pikiran dan gagasan awal (para) pendiri­nya, (Moh. Djasman Al-Kindi; sala seorang pencetus berdiri­nya Ikatan Mahasiswa Muham­­ma­diyah dan menjadi ketua umum pertama DPP IMM).
Gagasan Ahmad Dahlan yang terpilih adalah bagai­mana dapatnya mengamalkan ayat-ayat al-Qur`an. Dengan demikian Muham­madiyah sebagai organisasi senantiasa diikhtiarkan untuk menjadi tempat untuk mengkaji Al-Qur`an sekaligus menjadi tempat bermusyawarah untuk mengamal­kannya. Oleh kare­na­nya Muhammadiyah tidak mungkin terpisah dari tiga prinsip yakni ; Pengkajian Al-Qur`an, Musyawarah dan amal, yang saat ini hampir “mati” ; antara “ada dan tiada”
Dengan demikian warga Muhammadiyah masih perlu mempelajari gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan. Terutama yang berkaitan dengan Ibadah Sholat tepat waktu dan pengamalan ayat-ayat Al-Qur`an, hal itu tidak dimaksud untuk mengikuti jejaknya secara dokmatik tetapi untuk memberi makna kreatif guna penerapannya pada masa kini. Sebab gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan jelas merupakan gagasan dan pikiran kretif dan inovatif. Dalam tulisan yang berjudul Al-Islam dan Al-Qur`an yang sampai sekarang diketahui merupakan satu-satunya tulisan Ahmad Dahlan yang dipublikasikan. Dinyatakan (pada waktu itu) adanya kekalutan di kalangan umat: mereka pecah belah dan tidak pernah bersatu. Dari tulisan KH. Ahmad Dahlan dan pengung­kapan Haji Hajid tentang KH. Ahmad Dahlan dalam berorganisasi berpe­gang pada prinsip:
a.   Senantiasa menghu­bung­kan diri (memper­tanggung­jawabkan tindakannya) kepada Allah.
b.   Perlu adanya ikatan persa­u­daraan berdasar kebena­ran (sejati).
c.   perlunya setiap orang, ter­utama para pemimpin terus-menerus menambah ilmu, sehingga dapat meng­ambil keputusan yang bijaksana.
d.   Ilmu harus diamalkan.
e.   Perlunya dilakukan peru­bahan apabila memang diperlukan untuk menuju keadaan yang lebih baik.
f.    Mengorbankan harta sen­diri untuk kebenaran. Ikhlas dan bersih.
Sangat ironis manakalah warga Muham­madiyah meng­abaikan sama sekali gagasan dan pikiran pendiri organisasi­nya ini. Seorang tokoh yang gagasannya telah menghasil­kan salah satu organisasi terbesar di Indo­nesia dan seka­rang banyak kalangan menik­mati­­nya walau­pun dalam berbagai gaya plus bermacam-macam ragam kepentingan (dalam tanda kutip!), baik dalam amal usaha maupun dalam persya­ri­katan Muhammadiyah. Gagasan pikiran cemerlang tersebut, jelas tidak layak untuk diabaikan. Gagasan dan piki­ran sema­cam itu jelas mengan­dung banyak hal yang perlu dipelajari terutama bagi warga Muham­madiyah mana­kala tidak ada maksud untuk menyim­pang dari gagasan dan tujuan berdiri­nya organisasi tersebut.
Perlu diketahui, nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jama­ludin al Afghani dan Muham­mad Abduh, di kala­ngan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pemba­haruan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muham­madiyah dinyatakan sebagai gerakan pemba­haruan. Akan tetapi perlu dicatat bahwa gerakan pemba­haruan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut di laksanakan di negara -negara di mana institusi keaga­maan dan fasilitasnya sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mem­punyai kedudukan ter­hormat di Univer­sitas al Azhar dan Darul Ulum yang merupa­kan pergu­ruan Tinggi yang sangat berwibawa dalam keilmuan agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir, tetapi juga seluruh dunia Islam. Dengan demikian gagasan pemabaharuan Muham­mad Abduh didukung oleh dua Universitas besar tersebut, sehingga cenderung merupa­kan gagasan intelektual. Sedangkan gagasan pemba­haruan yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan sama sekali tidak memperoleh dukungan dari lembaga pendidikan apapun. Sebab pada waktu itu belum ada sebuah sekolah pendidikan dasar sekalipun di kalangan umat Islam, sehingga dapat difahami kalau gerakan pembaharuan Ahmad Dahlan bersifat sangat pratikal, ialah mengembangkan gagasan dan pikiran sekaligus mengu­sahakan fasilitas pendukung untuk melaksa­nakan gagasan dan pikiranya itu.
Haji Hajid menuliskan pe­nga­la­man­nya sebagai murid Ahmad Dahlan dalam risalah singkat berjudul falsafah Ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni tujuh poin yang dapat dipetik;
Pertama; Kerapkali KH. Ahmad Dahlan mengung­kapkan perkataan ulama (al-Ghazali pen) yang menyatakan bahwa manusia itu semuanya mati (mati perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebi­ngungan, kecuali mereka yang beramal. Dan yang beramal pun semuanya dalam kekha­wa­tiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih.
Kedua; Kebanyakan mere­ka di antara manusia ber­watak angkuh dan takabur mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri. KH. Ahmad Dahlan heran mengapa pemim­pin agama dan yang tidak ber­agama selalu hanya berang­gap, mengambil keputu­san sendiri tanpa mengada­kan perte­muan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memper­bincangkan mana yang benar dan mana yang salah?. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan istrinya, disepakatkan dengan murid­nya, disepakat­kan dengan teman-temannya sendiri. Tentu saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permu­sya­waratan dengan golongan lain di luar golongan masing - masing untuk membicarakan manakah sesungguhnya yang benar?. Dan manakah sesung­guhnya yang salah?
Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerja­an apa­pun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai. Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanya­kan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut atau i’tiqat, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan mengor­ban­kan jiwa raga. Demikian itu karena anggapan­nya bahwa apa yang dimiliki adalah benar.
Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus bersama-sama meperguna­kan akal pikirannya untuk memikir bagai­mana sebenar­nya haki­kat dan tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mem­per­­gunakan pikirannya untuk mengoreksi soal itikad dan kepercayaan­nya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang sejati.
Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang ber­macam-macam membaca bebe­rapa tumpuk buku dan sudah memper­bincangkan, memikir-mikir, menimbang, membanding-banding kesana kemari, barulah mereka dapat mem­­peroleh keputusan, mem­­per­­oleh barang benar yang sesungguh­nya. Dengan akal pikirannya sendiri dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangan­nya, khawatir akan terpisah dengan teman-temannya. Pendek kata banyaknya kekha­watiran itu yang akhirnya tidak berani mengerjakan barang yang benar, kemudian hidup­nya seperti makhluk yang tak berakal, hidup asal hidup, tidak menepati kebenaran.
Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengor­­bankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolong­nya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpin-pemimpin itu biasa­nya hanya meper­mainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah.
Ketujuh: Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek), Dalam mempelajari kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan tidak perlu ditambah. Pada poin ini, pengurus Muham­madiyah dan angkatan mudanya saat ini, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat wilayah dalam segi teori berlogika tidak diragukan lagi. Namun dalam hal praktik­nya masih perlu lagi diasah/dipertanyakan?, Ibadah Sholat tepat waktu dan kajian al-Qur`an sebagai piranti utama perjua­ngan KH. Ahmad Dahlan, mere­ka logikakan sebagai kebebasan pribadi, lalu shalat subuh rutin jam tuju pagi tidak menjadi soal, belum lagi tata cara shalatnya ber­aneka ragam, hingga keputu­san tarjih dibiarkan bercerita sendiri logika pribadi tanpa dasar itu menjadi ukuran. Bahkan Peng­kaderan sebagai nadi organi­sasi perge­rakan sudah diting­kat­kan pada “logika tinggi plus misi haus kekuasaan” hingga rana nurani, etik, Akhlak, sopan-santun menjadi misi persyarikan tak dihiraukan lagi, sebab libera­lisasi itulah men­jadi dasar hak asasi. Dan proyek politik, proyek suksesi menjadi kenda­raan bisnisnya tanpa mengenal waktu ter­penting proposal laku dan kolusi uang saku tersedia! Kader ataupun bukan?.. persetan! Astagfirullah.
Dari tujuh butir pikiran brilian serta dari maka­lah KH.Ahmad  Dahlan di atas, lalu kita meng­amati secara seksama aktifitas pengurus Muham­madiyah dan angkatan muda­nya saat ini. Apakah masih ber­cahaya sesuai  dengan agenda dasar alam pikiran KH. Ahmad Dahlan?, ataukah justru pikiran serta gagasan KH. Ahmad Dahlan sudah jauh dari akar dasarnya - dilecehkan, atau­kah sudah mati dan padam disebabkan oleh serbuan dari berbagai kepen­tingan, yang menjadi­kan organi­sasi serta amal usaha Muham­madiyah sebagai ‘batu loncatan’ untuk mencapai kepentingan dan   kepuasan pribadi atau kelom­­­pok. Bahkan mungkin seba­gian atau kebanyakan, menja­dikan Muhammadiyah bagai­kan lembaga “perseku­tuan berhistoris Hantu” semen­tara gagasan dan pikiran pendiri­nya hanya legenda dan atau sebagai dongeng belaka?
Seperti terselubungnya kriteria, yang bisa menjadi presi­den Indonesia, kalau bukan orang jawa, jangan ber­mimpi jadi orang nomor satu di Indonesia. Mungkin begitu juga terjadi pada Muham­madiyah dan angkatan muda­nya beserta gerbongnya, bila dia, bukan orang kelahiran asli daerah atau wilayah tersebut, maka dia tidak bisa menjadi pucuk pada persyari­katan atau amal usaha Muham­madiyah. Lalu apakah demi­kian, tujuan awal niat tulus suci - hati bening KH. Ahmad Dahlan, tempo dulu? Atau didirikannya dengan doa syahdu yang hanya memohon magfirah ridho Ilahi semata.
Muham­madiyah bukanlah hantu. Gagasan dan pikiran KH. Ahmad Dahlan bukanlah legen­da dan dongeng belaka! Akan tetapi nilai dan makna ketu­lusan hakiki yang nyata! Semoga  terenungkan dalam sanubari..!
Dan sesudah KH.Ahmad Dahlan apakah akan ada Muham­madiyah versi baru ? Cerdas tapi tak cerdas..! ber­muka-muka tapi tak bermuka, bermoral  tapi tidak berakhlak.?